Agar dapat menginformasikan kedatangan tsunami dengan cepat kepada masyarakat, sistem observasi muka air laut perlu dilengkapi dengan algoritme deteksi tsunami otomatis.Penelitian ini bertujuan merancang algoritme deteksi tsunami yang terdiri dari 3 subalgoritme, yaitu eliminasi spike, pengisian data kosong, dan pendeteksi tsunami.Subalgoritme eliminasi spike dan pengisian data kosong digunakan untuk memperbaiki data observasi IP/Network tinggi muka air laut yang sering terganggu oleh spike dan data kosong akibat faktor elektronik peralatan.Hasil perancangan diuji dengan data historis tide gauge saat terjadi tsunami antara tahun 2007-2019.Hasilnya, spike telah tereliminasi sebanyak 54,52 % dari 409 kemunculan, sedangkan data kosong berhasil diisi 100%.
Pendeteksian tsunami yang menggunakan metode DART (Deep-ocean Assessment and Reporting of Tsunamis) dan TEDA (Tsunami Early Detection Algorithm) mampu mendeteksi 7 dari 10 sinyal tsunami, namun masih ada COCONUT MILK SHAMPOO 3 sinyal yang tidak terdeteksi dan 1 kesalahan deteksi.Selain itu, rata-rata waktu pendeteksian tsunami sekitar 7,7 menit setelah tiba di lokasi tide gauge.